Monday, September 19, 2016

Menanam Bambu

Menanam Bambu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Radinal Muchtar

Anak-anak kelas XI tertawa melihat adik-adiknya disuruh menanam bambu di area taman sekolah. Ada dua hal yang membuat mereka tertawa. Pertama, mereka teringat ketika harus menanam bambu setahun yang lalu saat mereka masih duduk di kelas X. Kedua, mereka merasa bahwa adik-adiknya akan mengalami apa yang mereka alami sekarang yaitu kebingungan. Sudah setahun yang lalu mereka disuruh merawat bambu, namun bambu tak kunjung tumbuh. Ini sudah tahun kedua, dan mereka belum juga melihat pertanda bahwa bambu yang mereka tanam akan tumbuh menjulang tinggi. Mereka merasa dibodohi dan kelak, adik-adik mereka juga akan merasa demikian.

Tahun berganti, dan lagi-lagi pihak sekolah menyuruh seluruh anak-anak kelas X untuk menanam bambu. Siswa akhir, yang telah menanam dua tahun yang lalu, kembali tertawa. Menjelang kelulusan mereka beberapa bulan lagi, mereka belum juga mendapatkan hasil tanaman mereka. Hanya bambu kecil yang tak tampak dari jauh. Hanya itu. Itukah
... baca selengkapnya di Menanam Bambu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Sunday, September 11, 2016

Wiro Sableng #87 : Muslihat Para Iblis

Wiro Sableng #87 : Muslihat Para Iblis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : WASIAT IBLIS

BAB I

WALAU saat itu masih sangat pagi dan sang surya belum muncul namun Lawunggeni merasa batu di atas mana dia duduk bersila tak ubahnya seperti bara. Untuk beberapa lamanya orang tua ini memandang dengan mata mendelik tak berkesip pada lelaki separuh baya yang duduk di depannya. Keadaan Lawunggeni baik pakaian maupun tubuhnya sungguh mengenaskan. Dulu pakaian yang dikenakannya adalah pakaian bagus terbuat dari bahan mahal. Kini pakaian itu hanya tinggal potongan-potongan kain compang-camping, kotor dan bau. Kulit muka dan tubuhnya hitam melepuh padahal dulu dia memiliki kulit kuning bersih. Keganasan laut telah merubah orang tua ini seperti jerangkong hidup. Orang yang dipandang bersikap tenang. Balas memandang seolah tanpa rasa. Hal ini membuat Lawunggeni menjadi geram. Pelipisnya bergerak-gerak dan rahangnya menggembung tanda dia berusaha menahan amarah.

"Pangeran Soma!" tegur Lawunggeni. Suaranya perlahan tapi tajam mendesis.

"Harap kau mau memakai pikiran dan perasaan. Hampir enam bulan aku mengarungi laut selatan untuk mencarimu. Kulitku melepuh hangus, pakaian di badan hancur luluh, kulitk
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #87 : Muslihat Para Iblis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu